Skip to main content

Sering di gendong membuat bayi manja, benarkah?

Seringkali kita mendengar bahwa menggendong terlalu sering membuat bayi lebih manja atau “bau tangan”. Namun percayalah, semua itu hanya mitos. Menurut para ahli, justru menggendong adalah sebuah cara sederhana namun memiliki pengaruh kuat bagi perkembangan bayi. Selain karena bonding attachment antara orang tua dan bayi, menggendong juga membantu optimalisasi perkembangan bayi.


Apa saja manfaat menggendong bagi bayi?
Sentuhan dipercaya dapat meningkatkan rasa aman, percaya bahkan ketertarikan. Hal ini pun yang dirasakan oleh bayi ketika dalam usia mereka membutuhkan orang lain untuk memahami setiap kebutuhan mereka. Berbeda dengan otak orang dewasa, bayi yang baru berusia di bawah 6 bulan belum bisa beradaptasi maksimal terhadap segala penolakan atau manipulasi yang di berikan. Salah satu contohnya adalah jika menangis karena lapar atau kurang nyaman, sebagian orang tua justru berusaha membiarkan bayi agar tidak ketergantungan. Hal ini dapat mempengaruhi bonding attachment antar bayi dan orang tua. Salah satu alasannya adalah karena kebutuhan menyusu ASI yang masih menjadi prioritas utama bagi bayi. Sehingga banyak hasil penelitian yang menyebutkan bahwa dengan menggendong terdapat perkembangan otak, suhu tubuh dan peningkatan berat badan bayi yang lebih baik.
Pendapat yang lain yaitu dengan memberikan rasa aman dan kehangatan. Bayi dengan usia sangat dini masih rentan dengan perubahan suhu udara. Jika suhu tubuhnya berubah menjadi lebih rendah (hipotermia) atau lebih tinggi (hipertermia) dari normal, dapat memperngaruhi seluruh metabolisme tubuh bayi dan pada akhirnya berpengaruh buruk pada perkembangan bayi.
Selain itu, menggendong adalah salah satu cara paling efektif dalam memberikan stimulasi pada bayi di usia 0-6 bulan. Mengajaknya berbicara dan tersenyum langsung di depan wajah bayi merupakan stimulasi yang baik untuk meningkatkan perkembangan sosial dan bahasa baginya.

Kapankah orang tua mengurangi intensitas gendongan bayi?
Pada usia di atas 6 bulan, bayi berkembang untuk tidak selalu terlentang dan tidur. Di usia ini, bayi sudah mulai tengkurap, merangkak bahkan mencoba berjalan meskipun masih terjatuh. Kebutuhan ASI pun berkurang dikarenakan protein dan lemak dalam ASI kurang mencukupi kebutuhan tubuh bayi sehingga diperlukan makanan tambahan atau yang biasa di sebut Makanan Pendamping ASI (MPASI).
Selain perkembangan motorik, bayi pun mulai berkemampuan membaca ekspresi dan mempelajari tindakan pada situasi yang berbeda-beda. Orang tua perlu bertindak tenang dan membiarkan bayi bereksplorasi pada masa-masa ini. Orang tua juga dapat memperkenalkannya dengan lebih banyak orang sehingga terbentuk kemandirian dan keberanian pada diri bayi. Namun semuanya dapat di perlakukan perlahan-lahan dan menyesuaikan dengan setiap kebutuhan dan keadaan bayi.
Bagi para orang tua, yuk sama-sama terus belajar dan memperkaya diri tentang pertumbuhan dan perkembangan bayi kita agar tidak mudah menelan dengan berita atau informasi yang kurang tepat dan belum terbukti. J

Comments